Jumat, 09 Desember 2011

LUTUNG

Kasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Primates

Famili : Cercopithecidae

Genus : Trachypithecus

Spesies : Trachypithecus auratus



Karakteristik Trachypithecus auratus

Lutung jawa, dalam bahasa latin disebut Trachypithecus auratus merupakan salah satu jenis lutung asli (endemik) Indonesia. Sebagaimana spesies lutung lainnya, lutung jawa yang bisa disebut juga lutung budeng mempunyai ukuran tubuh yang kecil, sekitar 55 cm, dengan ekor yang panjangnya mencapai 80 cm.

Lutung memiliki warna rambut hitam diselingi warna keperakan. Di kepalanya terdapat helaian rambut yang menjuantai kedepan membentuk jambul. Jika dibandingkan dengan kakinya, tangan lutung terbilang pendek, dengan telapak yang tidak berbulu., dengan berat 5-15 kg; pejantan berbadan lebih besar daripada betinanya. Tonjolan di atas matanya membedakan lutung dari saudara dekatnya, surili.

Panjang tubuh Lutung (dari kepala hingga tungging) sekitar 50 cm, panjang ekor sekitar 70 cm atau dapat mencapai dua kali panjang tubuh. Berat Lutung rata-rata 6-15 kg. Anak lutung yang baru lahir berwarna kuning jingga dan tidak berjambul. Setelah meningkat dewasa warnanya berubah menjadi hitam kelabu. Bulu lutung jawa (Trachypithecus auratus) berwarna hitam dan lutung betina memiliki bulu berwana keperakan di sekitar kelaminnya. Lutung jawa (lutung budeng) muda memiliki bulu yang berwarna oranye. Untuk subspesies Trachypithecus auratus auratus (Spangled Langur Ebony) meliki ras yang mempunyai bulu seperti lutung jawa muda dengan warna bulu yang oranye sedikit gelap dengan ujung kuning.

2.3 Perilaku

Hidup berkelompok sangatlah bermanfaat bagi lutung yang lambat menjadi dewasa. Kelompok itu menjadi tempat penyimpanan pengalamannya yang kemudian diteruskan kepada generasi baru. Maka bayi yang baru lahir dari

suatu kelompok sangatlah beruntung. Selama masa mudanya yang panjang monyet tadi tidak hanya mendapatkan perlindungan dari anggota kelompok yang lain tetapi memperoleh waktu untuk belajar dari anggota lain, dan apa yang telah dipelajarinya dilatih lagi dengan permainan.

Lutung hidup berkelompok dengan dengan jumlah teman antara 6-23 ekor.

Dalam setiap kelompok terdapat jantan sebagai pimpinan kelompok, dan beberapa betina serta anak-anak yang masih dalam asuhan induknya. Lutung merupakan hewan yang aktif di siang hari. Jantan dominan mendominasi anggota kelompok dalam hal perlindungan, pengamanan dalam pergerakan, dan merawat. Jantan selalu menjaga anggota kelompoknya dari berbagai gangguan yang berasal dari luar atau dari kelompok lain.Umumnya jantan mengeluarkan suara dan melakukan gertakan dengan suara dan perubahan mimik yang menunjukkan marah. Lutung jantan terkadang ditemukan menyendiri. Hal ini karena lutung tersebut terusir dari kelompoknya dan belum menemukan anggota kelompok. Ketika sedang marah, lutung akan memperingatkan lawannya dengan menggerakkan kepalanya naik turun dan matanya menjadi sangat bulat.

Jantan dominan akan berteriak untuk menarik perhatian pemburu. Selagi pemburu memusatkan perhatiannya ke jantan tersebut, anggota kelompok akan bergerak menjauh dari pemburu. Setelah anggota kelompok menjauh, jantan mendekat kepada anggota kelompoknya dengan mengambil jalan pintas.Sekalipun telah mati, induk Lutung akan tetap menggendong bayinya selama kurang lebih dua hari.

Lutung memerlukan masa kanak-kanak yang lebih panjang dari pada manusia sebelum akhirnya menjadi dewasa. Saling membersihkan badan merupakan sarana bersosialisasi dan mengakrabkan diri bagi lutung. Dan ternyata, lutung betina lebih sering membersihkan badan daripada lutung jantan.

Menurut beberapa penelitian, lutung memakan lebih dari 66 jenis tumbuhan yang berbeda. Sebagian besar makanan lutung adalah daun, sebagian kecil adalah buah dan bunga. Terkadang memakan serangga dan bagian lain dari

tumbuhan seperti kulit kayu. Beberapa jenis tumbuhan yang disukai lutung antara lain kaliandra, sapen, dadap cangkring dan anggrung. Lutung sangat suka memakan daun dan buah yang berasa asam dan sepat. Lutung sedikit sekali memerlukan air untuk minum karena kebutuhan air hariannya sudah terpenuhi dari daun dan buah-buahan yang dimakannya. komposisi gigi lutung dewasa sama dengan gigi manusia dewasa Lutung memiliki 2 buah gigi seri, 1 buah gigi taring, 2 buah gigi geraham depan dan 3 buah gigi geraham belakang.

Lutung hidup di hutan dengan berbagai macam variasi mulai dari hutan

bakau di pesisir, hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi. Terkadang lutung juga mendiami daerah perkebunan. Sebagian besar waktunya dihabiskan di atas pohon. Terkadang lutung juga turun ke tanah untuk mencari serangga tetapi hal ini sangat jarang terjadi.

Daerah jelajah Lutung minimal 15 Ha atau setara dengan 350 kali luas lapangan basket.Area bermain dan mencari makan Lutung dapat mencapai 1.300 meter atau setara dengan tiga kali lapangan basket. Lutung lebih sering meloncat saat berpindah pohon. Kadang-kadang mereka juga berjalan dengan keempat anggota tubuhnya saat bergerak di cabang pohon yang besar atau saat turun di tanah. Ekornya yang panjang menyeimbangkan tubuhnya sehingga ia tidak jatuh saat berjalan di cabang pohon. Lutung akan memilih pohon tidur yang dekat dengan sungai atau sumber air (bila ada). Mereka akan duduk di dahan atau percabangan pohon sambil melipat kedua kakinya dan menundukkan kepalanya tanpa berpegangan Lutung akan memilih pohon tidur yang dekat dengan sungai atau sumber air (bila ada). Mereka akan duduk di dahan atau percabangan pohon sambil melipat kedua kakinya dan menundukkan kepalanya tanpa berpegangan

Suara lutung jantan hampir sama dengan suara lutung lainnya. Suaranya bergetar dan patah-patah (ghek ghok... ghek ghok...). Suara ini berarti peringatan bagi anggota kelompok. Selama masa pertumbuhan lutung, selalu berubahlah berbagai macam suara serta kegiatan perilaku sosial lain yang dikuasainya.

Sebagai bayi yang baru lahir, lutung hanya dapat menguik, mendengking dan menjerit. Pada bayi berusia 5-15 bulan lutung mulai dapat marah dan menyeringai. Lutung remaja sedikit demi sedikit berhenti menguik dan mengamuk kekanak-kanakan, serta mulai banyak melakukan kegiatan monyet dewasa, seperti misalnya menyuarakan lolongan bahaya dan mengangguk-anggukan tubuh sebagai ancaman Perkelahian yang sungguh-sungguh ganas demi kekuasaan merupakan tingkah laku khas lutung dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar