Jumat, 09 Desember 2011

Pelaksanaan Penampungan

Pelaksanaan penampungan dilakukan pada tempat khusus, menggunakan pemancing yang terikat pada kanang jepit dan sekitar kandang diberi aas serbuk gergaji yang cukup tebal sehingga memberikan rasa empuk pada pejantan. Hal ini perlu diperhatiak sebab apabila pejantan tersebut terpeleset, maka pejantan tersebut enggan atau tidak mau menaiki teaser. Penampungan dilakukan di pagi hari dan suasana sejuk. Pada pagi hari lebih merangsang pejantan untuk kawin dibanding siang hari karena udara panas.
A. Mempersiapakan pejantan yang akan ditampung
Bersana dengan mempersiapkan vagina buatan di laboratorium ditenpatpenampungan kita mempersiapkan pejantan yang akan ditmpung semnnya dan teaser sebagai pemncing. Sebelum di tampung semua ternak pejantan harus dipersiapkan dengan baik, bulu dekat ujung preputium harus digunting sehingga panjangnya hanya 1 cm daerah ventral abdomen disekeliling preputium sebaiknya dicuci dengan air hangat tanpa sabun dan dikeringkan. Pejantan yang akan ditampung dibiasakan dengan keadaan sekitar, terhadap ternak pemancingatau teaser yang diikat pada kandang penampungan. Pejantan tersebut harus berada dalam keadaan psikologik yang optimum. Perhatikan ketenangan disekitar tempat penampungan dan jaga agar sedikit mungkin orang yang berada di tempat penampungan.
B. Melakukan teaching
Pejantan yang akan ditampung semennya didekatkan ada bagian punggung ternak pemancing dan secara perlahan akan terlihat perubahan atau kelakuan kelamin yang khas pada peantan. Setiap respons menjadi stimulus yang akan merespon stimulus lainnya.
Tanda tanda kelaukan kelamin yang diperlihatkan dimulai dari :
o Percumbuan
Mengais ngais tanah, mencakar alas tempat penampungan, menempelkan kepala di bagian punggung/belakang pemancing, mengendus preputium, menunjukan flehmen atau nyengir yang berlangsung 10-30 detik.
o Mountingan
o Pejantan yang terangsang akan mencoba menaiki pemancing disertai dengan ereksi penis secara partial dan keluar dari preputim. Pada proses penunggangan ini dikeluarkan cairan pelengkap dari kelenjar cowper. Pada kejadian penunggangan petugas penampungan/ kolektor memindahkan posisi penis pejantan tersebut dengan memegang preputiumnya ditarik ke arah samping atau ke arah kolektor agar supaya penis tidak menempel pada bagian belakang tubuh pemancing disertai dengan merasakan ketegangan penis. Penunggangan ini berlangsung 3-4kali hingga dapat dirasakan ketegangan penis maksimal.
o Pemasukan penis ke dalam vagina buatan
Pejantan yang sudah mencapai rangsangan kopulasi yang maksimal, diupayakan agar posisi mounting(pemeganggnya) lurus atau sejajar dengan pemancing agar kualitas semen yang diperoleh bermutu tinggi. Petugas penampungan dengan tangan kiri mengarahkan penis ke lubang vagina buatan yang dipegang oleh tangan kanan yang menempel pada bagian belakang ternak (teaser).
o Ejakulasi
Apabila ujung penis menempel pada permukaan vagina buatan. Pejantan akan melakukan reaksi kopulasi yang disertai dengan loncatan kedua kaki belakang secara bersamaan. Bersamaan dengan loncatan dan masuknta [enis ke dalam vagina buatan. Pejantan akan mengeluarkan semen ke dalam tabung yang terdapat dalam vagina buatan. Sesudah ejakulasi pejantan turun dan penisnya segera beretraksi ke dalam preputium. Ejakulasi dapat terjadi di luar vagina buatan apabila terjadi ejakulasi “abortir” atau kondisi vagina buatan terlalu kencang. Refraktoris (fase relaksasi), yaitu setelah pejantan berkopulasi dan tidak menunjukkan aktivitas seksual.
Petugas penampungan harus mampu mendeteksi stimulus yang tergambar dari tanda tanda atau kelakuan kelakuan kelamin pejantan yang dimaksud sehingga semen yang ditampung bermutu tinggi. Hal ini perlu mendapat perhatian dari petugas penampungan semen antara lain :
1. Pada fase percumbuan akan didapati pejantan yang kurnag bernafsu untuk menunggangi ternak pemancing. Upaya harus dilakukan adalah :
• Membuat pejantan menjadi penasaran, yitu dengan cara membwa pejantan untuk dijatuhkan dari pemcing sambil memberi kesempatan kepada pejantan lain untuk ditampung semennya.
• Menempatkan atau mengikat pejantan yang kurnag berminat untuk perangasangan ditempat strategis yntuk melihat pejantan lain yang sedang ditampung semennya.
2. Menjaga vagina buatan agar tetap berada dalam suhu optimum, terutama suhu dan kekenyalannya. Suhu yang diharapkan berkisar antara (42-47) C, sedangkan kekenyalan sangat bergantung kepada individu pejantan, apabila terlalu kendur menyebabkan pejantan tidak merasakan rangsangan yang maksimal untuk ejakulasi sehingga akan menyebabkan semen yang ditampung kualitasnya rendah. Apabila terlalu kencang penis tidak mampu menembus karet iner linear dan dapat menyebabkan ejakulasi diluar (abortif).
3. Posisi kolektor (penampung) harus tetap memegang vagina buatan menempel pada bagian belakang ternak pemancing sehingga pada saat kopulasi dan ejakulasi pejantan dapat berlangsung maksimal. Pada kejadiann yang tidak diinginkan penampung semen menyongsong penis, hal ini akan meyebabkan semen yang diperoleh kurang baik karena akan terjadi goncangan vagina buatan pada ejakulasi.
4. Pengenalan kebiasaan dari individu pejantan meliputi :
• Libido jantan
• Bentuk dan karakteristik [enis pejantan
• Kebiasaan dan karakter inerliner yang halus atau bergaris-garis
• Tingkat kekenyalan dan suhu yang disenangi pejantan
5. Semen yang sudah ditampung secepatnya dibawa ke laboratorium dan tidak boleh terkena sinar matahari, karena sinar ultra violet yang ada pada sinar matahari akan melumpuhkan motilitas sperma.
6. Posisi kolektor harus dijaga agar kaki terhindar dari kemungkinan terinjak oleh pejantan yang ditampung, sehingga kolektor perlu memakai sepatu boo yang dilengkapi dengan logam pada ujung sepatunya, sehingga penampungan berlangsung aman walaupun secara tidak sengaja terinjak oleh ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar